Selasa, 15 Januari 2013

Retensio Plasenta






Pengertian Plasenta
o   Retensio Plasenta adalah plasenta yang belum lepas setelah bayi lahir, melebihi waktu    setengah jam (Manuaba, 2001: 432).
o   Retensio Plasenta ialah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga 30 menit atau lebih setelah bayi (Syaifudin AB, 2001).
o     Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir daam waktu 1 jam setelah bayi lahir (Rsustam Mochtar, 1998 : 299).

Etiologi 
Menurut Wiknjosastro (2007) sebab retensio plasenta dibagi menjadi 2 golongan ialah sebab fungsional dan sebab patologi anatomik.
1.    Sebab fungsional 
 a)    His yang kurang kuat (sebab utama)
 b)    Tempat melekatnya yang kurang menguntungkan (contoh : di sudut tuba)
 c)    Ukuran plasenta terlalu kecil
 d)    Lingkaran kontriksi pada bagian bawah perut 

2.  Sebab patologi anatomik (perlekatan plasenta yang abnormal)
  • Plasenta akreta :  vili korialis menanamkan diri lebih dalam ke dalam dinding rahim daripada                biasa ialah sampai ke batas antara endometrium dan miometrium 
  • Plasenta inkreta :  vili korialis masuk ke dalam lapisan otot rahim 
  • Plasenta perkreta : vili korialis menembus lapisan otot dan mencapai  serosa atau menembusnya           
Pencegahan
Untuk mencagah retensio plasenta dapat disuntikkan 10 iu pitosin i.m segera setelah bayi 
       lahir.

Akibat
Dapat menimbulkan bahaya perdarahan, infeksi karena sebagai benda mati, dapat terjadi
placenta inkarserata, dapat terjadi polip placenta dan terjadi degenarasi ganas korio
karsinoma.

Penanganan
a.  Sikap umum Bidan
    1)   Memperhatikan k/u penderita
                     *    Apakah anemis
        *     Bagaimana jumlah perdarahannya
        *     TTV : TD, nadi dan suhu
        *     Keadaan fundus uteri : kontraksi dan fundus uteri
     2)  Mengetahui keadaan placenta
                     *    Apakah placenta ikarserata
        *    Melakukan tes pelepasan placenta : metode kusnert, metode klein, metode   
              strassman, metode manuaba
                      *    Memasang infus dan memberikan cairan pengganti
       b. Sikap khusus bidan
                1) Retensio placenta dengan perdarahan
                    Langsung melakukan placenta manual
                2) Retensio placenta tanpa perdarahan
               *    Setelah dapat memastikan k/u penderita segera memasang infus dan     
              memberikan cairan.
        *    Merujuk penderita ke pusat dengan fasilitas cukup untuk mendapatkan  
               penanganan lebih baik.
        *     Memberikan tranfusi.
        *     Proteksi dengan antibiotika.
        *     Mempersiapkan placenta manual dengan legeartis dalam keadaan pengaruh
              narkosa.

3) Upaya preventif retensio placenta oleh bidan
                     *     Meningkatkan penerimaan keluarga berencana sehingga, memperkecil terjadi
                           retensio placenta.
               *     Meningkatkan penerimaan pertolongan persalinan oleh nakes yang terlatih.
               *     Pada waktu melakukan pertolongan persalinan kala III tidak diperkenankan untuk
                      melakukan massase dengan tujuan mempercepat proses persalinan placenta. 
                      Massase yang tidak tepat waktu dapat mengacaukan kontraksi otot rahim dan 
                      mengganggu pelepasan placenta. 

PLACENTA MANUAL
Placenta manual merupakan tindakan operasi kebidanan untuk melahirkan retensio placenta. Kejadian retensio placenta berkaitan dengan : 
· Grandemulti para dengan implantasi dalam bentuk placenta adhesiva, placenta akreta, placenta perkreta.
·   Mengganggu kontraksi otot rahim dan menimbulkan perdarahan.

1. Retensio placenta tanpa perdarahan dapat diperkirakan :
§  darah penderita terlalu banyak hilang
§  keseimbangan baru terbentuk bekuan darah, sehingga perdarahan tidak terjadi.
§  Kemungkinan implantasi placenta terlalu dalam.

2. Placenta manual dengan segera dilakukan :
§  terdapat riwayat perdarahan post partum berulang
§  terjadi perdarahan post partum melebihi 500 cc.
§  pada pertolongan persalinan dengan narkosa.
§  Placenta belum lahir setelah menunggu selama setengah jam.

PERSIAPAN PLACENTA MANUAL
o   Handscoon steril panjang
o   Desinfektan untuk genitalia eksterna

TEKHNIK
1. Sebaiknya dengan narkosa, untuk mengurangi sakit dan menghindari syok.
2. Tangan kiri melebarkan genetalia eksterna, tangan kanan dimasukkan secara obstetri
    sampai mencapai tepi placenta dengan menelusuri tali pusat.
3. Tepi placenta dilepaskan dengan ulnar tangan kanan sedangkan tangan kiri menahan
    fundus uteri sehingga tidak terdorong ke atas.
4. Setelah seluruh placenta dapat dilepaskan, maka tangan dikeluarkan bersama dengan
    placenta.
5. Dilakukan eksplorasi untuk mencari sisa placenta atau membrannya.
6. Kontraksi uterus ditimbulkan dengan memberikan uterotonika.
7. Perdarahan di observasi.

KOMPLIKASI TINDAKAN PLACENTA MANUAL
Tindakan placenta manual dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut :
·         Terjadi perforasi uterus
·     Terjadi infeksi akibat terdapat sisa placenta atau membran dan bakteria terdorong ke  dalam rongga rahim
·        Terjadi perdarahan karena atonia uteri.

Untuk memperkecil komplikasi dapat dilakukan tindakan profilaksis dengan :
o   Memberikan uterotonika intravena atau intramuskular
o   Memasang tamponade utero vaginal
o   Memberikan antibiotika
o   Memasang infus dan persiapan tranfusi darah.

ASUHAN KEBIDANAN PADA POST PLACENTA MANUAL

  1.  Observasi kontraksi uterus setiap 15 menit pada 1 jam pertama. Pada jam kedua  setiap 30  menit.
  2.   Observasi TD dan nadi setiap 15 menit pada 1 jam pertama. Pada jam kedua setiap 30 menit. 
  3.   Observasi suhu setiap 1 jam.
  4.  Observasi TFU, UC dan kandung kemih setiap 15 menit pada 1 jam pertama. Pada jam kedua setiap 30 menit.
  5.   Observasi perdarahan.
  6.   Pemenuhan kebutuhan cairan dengan RL
  7.   Pemenuhan kebutuhan nutrisi
  8.   Pemberian terapi obat terutama antibiotik , analgesik
  9.   Pemberian tablet Fe
  10.   Pemberian vit A